Bukti Realitas Sosial Yang Doyan Akan Kebodohan Dilihat Melalui Fenomena Fajar SadBoy

Sumber : tvOneNews.com

Semakin hari banyak masyarakat yang sudah semakin skeptis terhadap berita-berita yang disuguhkan media, hal ini sudah menjadi rahasia umum. Karena topik yang dibawakan semakin absurd dan hanya menjadi tempat untuk mencari sensasi, sehingga tidak membangun pola pikir masyarakat menjadi cerdas dan berwawasan. Ditambah lagi banyaknya platform digital yang menjadi tempat bagi orang-orang yang tidak berkompeten dalam berkata. Yang menjadi masalah adalah media itu menjadi ruang publik, dimana semua orang bisa mengakses secara sengaja atau tidak, akan membentuk opini kolektif.

Fenomena yang baru-baru ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat, yakni timbul dari sang pujangga cinta Fajar SadBoy. Secara subjektif, saya sudah sangat muak dengan sensasi yang terus-menerus dibuat-buat. Media terus saja mengkapitalisasi Fajar SadBoy, dengan terus mengundang pada acara-acara yang digunakan untuk meraup bayak uang. Mulai dari tangis kesedihan atas kisah romansanya.

Melihat dari teori Noam C, media sudah terbukti sangat efisien untuk membentuk jiwa yang kolektif. Beliau juga berpikir bahwasannya media tidak akan pernah ragu untuk membuat strategi dengan cara merendahkan, mendorong kebodohan, mempromosikan perasaan bersalah, mempromosikan gangguan mental, ataupun membangun masalah buatan. Al Hasil akan menjadi realitas sosial yang tidak berpendidikan, sehingga menjadi suatu hal yang modis.

Hal ini sudah menjadi komoditas ekonomi yang menggiurkan, karena ini adalah demand, yang harus disabut dengan supply. Tanpa adanya pertimbangan dampak moral, nilai, norma, serta keyakinan, supply akan terus diberikan sehingga yang mengkapital akan meraup uang yang banyak. Meski begitu selalu ada dalil pembenaran yang membungkus tindakan yang dilakukan. Dalil ekonomi selalu menjadi senjata utama, hanya saja dalil pembenaran ini tentu bukan dalil yang benar.

 

Oleh: Wella Ayu Apriliani