Oleh :
Ely Nur Azizah Hakim
Problematika hijab akan menjadi perbincangan yang tiada habisnya. Akhir-akhir ini sangat marak di kalangan masyarakat tentang penggunaan hijab baik dari golongan bawah sampai menengah atas. Banyak dari mereka yang menganggap bahwa hijab sebagai tolak ukur kemuliaan seorang muslimah. Padahal pada hakikatnya tidak semua wanita yang berhijab diri dan hatinya pun mulia. Toh dalam aspek visualnya wanita tersebut terlihat mulia.
Mengapa kamu berhijab?. Adalah satu dari sekian banyak pertanyaan yang akan diterima oleh seorang wanita yang sedang dalam proses menuju perubahan pada dirinya dan ia menggunakan hijab untuk yang pertama kalinya. Bagaimana kita menyikapi hal tersebut?. Hijab memang bukan tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Dalam syariat islam yang diwajibkan bukanlah berhijab akan tetapi menutup aurat. Pernah suatu ketika pengisi acara televisi Mata Najwa yaitu Najwa Shihab ditanya oleh seseorang tentang penampilannya yang tak berhijab padahal dia anak seorang agamawan. Pertanyaannya adalah “mengapa anda tidak memakai hijab, padahal anda adalah putri seorang Quraish Shibah dan beliau adalah pakar tafsir Al Qur’an terkemuka?. Dalam keluarga besar saya tidak mewajibkan kepada anak-anaknya untuk berhijab, begitupun ayah saya yang tidak mewajibkan pada putri-putrinya untuk mengenakan hijab. Ayah saya hanya berkata pada saya bahwa kamu harus menjadi seorang perempuan yang dapat dihormati. Kamu harus bisa dan tahu bagaimana sikap kamu dalam berpakaian yang menunjukkan bahwa kamu terhormat meskipun tak berhijab. Jadi ayah saya hanya menekankan untuk saya menjaga diri dan kehormatan dalam kehidupan saya.” Kata Najwa Shihab. Dari sini kita bisa berfikir bahwa hijab bukan semata-mata untuk perhiasan dan sarana agar disanjung masayarakat. Berhijab dengan niat mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri untuk menggapai ridha-Nya akan lebih baik meskipun tidak diketahui orang, daripada berhijab yang sampai dipuji-puji orang akan tetapi dalam lubuk hatinya ada kata riya’ (pamer) dan bahkan ujung-ujungnya menjadi buah bibir masyarakat. Akhir-akhir ini banyak dari golongan artis yang sudah memakai hijab. Tetapi pada realitanya masih banyak orang yang mengeluarkan komentar-komentar pedas akan hal tersebut. Ini bisa menjadi indikasi bahwa sesorang yang berhijab, belum tentu hatinya pun berhijab. Hal ini dapat kita ketahui dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Seseorang tidak akan dikomentari jelek kalau dalam dirinya tidak sifat maupun perbuatan yang menunjukkan bahwa dia jelek.
Oleh karena itu janganlah kita memandang bahwa dengan memakai hijab seorang wanita dikatakan terhormat, alim dan sebagainya, sedangkan wanita yang tidak berhijab dikatakan tidak terhormat. Memakai hijab juga bukan suatu tolak ukur kebaikan. Memakai hijab dengan niat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, mendekatkan diri pada sang pencipta untuk menggapai ridha-Nya serta terus semangat untuk menjadi sesorang yang bermanfaat untuk orang lain. Dan jangan lupa kita sebagai manusia dan makhluk sosial haruslah bisa untuk memandang sesuatu tidak semata-mata dari satu sisi tetapi harus bisa memandang dan menilai sesuatu dari banyak sudut pandang.
0 Komentar