Karen’s Diner: Pentransferan Budaya Asing ke Indonesia Melalui Restoran Cepat Saji

 

Sumber: Detik.com

Karen’s Diner adalah restoran cepat saji asal Australia yang baru saja membuka gerai pertamanya di Indonesia – tepatnya di Jakarta. Restoran ini terkenal akan konsep pelayannya yang unik, karena memperlakukan pelanggan dengan jutek dan kasar. Nama restoran ini diambil dari kata ‘karen’ yang artinya seorang pengeluh. Slogan “tamu adalah raja” tentunya tidak berlaku pada restoran ini. Pelayanan seperti ini tentunya akan menjadi pengalaman yang unik untuk dicoba. Belakangan ini, Karen’s Diner berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia.

Indonesia ialah negara yang lekat dengan budaya ramah tamahnya. Bahkan di tahun 2022, Indonesia masuk daftar teratas tepatnya posisi kedua sebagai negara paling ramah sedunia berdasarkan survei Expat Insider 2022 versi Internations. Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah menanamkan sikap ramah tamah sejak kecilnya. Setiap orang diajarkan untuk berperilaku baik dan bertutur kata yang sopan. Sehingga hal ini harus menjadi budaya yang patut dibanggakan dan dilestarikan adanya. Berkebalikan dengan konsep restoran yang viral belakangan ini tentunya menjadi kontroversi pada masyarakat Indonesia.

Pelayanan yang buruk terkesan kurang cocok bila dikaitkan dengan budaya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Sopan santun dan ramah tentunya tidak akan didapatkan pada restoran Karen’s Diner. Berdasarkan apa yang bertebaran di media sosial, Karen’s Diner Jakarta mendapat banyak kritikan. Bukan perihal makanannya , melainkan sikap dari pelayannya. Sejak awal konsep pelayanan Karen’s Diner memang kurang ramah, namun mereka harus tetap punya batasan dan aturan. Kata-kata kasar yang dilontarkan oleh pelayannya dianggap cringe serta berlebihan karena mengarah pada body shaming.

Selain perkataan, perilaku yang menjadi perbincangan diantaranya aksi dari pelayan Karen’s yang mengambil langsung es batu dengan tangannya dari gelas pelanggan serta mencolek makanan pelanggannya. Tidak hanya tak higenis, namun membuat heran pelanggan. Sikap ini tentunya terbilang kelewat batas.

Dengan kemungkinan negatif seperti itu, apakah baik jika konsep seperti ini diterapkan di Indonesia? Jika berbicara sukses mungkin bisa saja mereka sukses dengan usaha mereka. Karena di era sekarang ini konsep yang tidak biasa, selalu mengundang perhatian untuk didatangi. Hanya saja berbicara tentang masalah efek negatif, akankah kehadiran mereka menggerus moral, perilaku, dan juga bahasa yang ada pada kita, yang sebenarnya sudah terkikis jauh karena pengaruh visual-visual yang tidak mendidik?.

Jika melihat dari menu yang mereka tawarkan, sepertinya menu tersebut adalah menu yang menjadikan anak muda sebagai pangsa pasarnya. Kehadiran mereka dengan mengusung konsep yang bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di negeri ini tentunya akan memberikan dampak yang sangat tidak baik bagi para anak muda yang menjadi konsumen di sana. Mereka akan sangat terbiasa dengan kata-kata kasar, perilaku tidak ramah, terbiasa dengan konflik yang sengaja dibuat hanya untuk menjadikan acara makan-makan mereka jadi terlihat seru dan juga agar terlihat berbeda daripada yang lain.

 

Oleh: Wella A. Apriliani 


2 Komentar

  1. "pelayan Karen’s yang mengambil langsung es batu dengan tangannya dari gelas pelanggan serta mencolek makanan pelanggannya." apakah kalimat ini bisa dipertanggungjawabkan?? apakah ada bukti yang valid dan konkrit untuk pernyataan ini??

    BalasHapus