POTRET AKTIVIS INTELEKTUAL ERA GLOBAL
( Antara Das Sein
& Das Sollen )
Oleh
: Dr. MOHAMMAD ARIF, MA.
PENDAHULUAN
Kehidupan
kita berjalan mengikuti arah jarum jam. Secara filosofis mengantarkan kita pada
sebuah realitas yang dialami semua makhluk hidup, terutama kehidupan manusia.
Arah gerak jarum jam akan berhenti apabila baterainya habis, rusak, atau secara
sengaja di off oleh sang pemilik jam tersebut. Demikian juga dengan waktu yang
kita miliki saat ini, akan lepas dari kita sewaktu-waktu sesuai dengan kehendak
Sang Pemilik waktu itu sendiri. Kita sebagai manusia tidak bisa menambah
ataupun mengurangi waktu. Yang bisa kita lakukan adalah mengisi waktu dengan
hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri, organisasi kita, bahkan untuk
kemaslahatan umat secara luas. Atau kalau tidak, kita malah akan kehilangan
waktu yang sangat berharga dan bernilai.
Dalam
dunia kampus dan aktivis entelektual, juga akan silih berganti dari satu
generasi ke generasi berikutnya, sebagaimana berjalannya arah gerak jarum jam
tadi. Tak bisa kita halangi atau kita melarangnya. Yang bisa kita lakukan
adalah menanamkan nilai-nilai pergerakan, terutama yang berasaskan nilai-nilai
ASWAJA (ahlus sunnah wal jama'ah). Termasuk nilai dan motivasi amar ma'ruf nahi
munkar serta prestasi akademis dan prestasi kiprah dalam militansi perjuangan
sebagai tanggung jawab predikat "Kholifatullah fil ardi".
AKTIVIS
INTELEKTUAL DALAM REALITAS
Aktivis
intelektual adalah instrumen dan variabel yang urgen dalam kehidupan di dunia
kampus dan pergerakan mahasiswa. Secara historis telah memberikan pelajaran
berharga bagi bangsa Indonesia, khususnya sejak dideklarasikan pada puncak
sumpah pemuda, yang melewati seleksi alamiah mengahadapi era penjajahan,
kemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi, dan era sekarang yaitu era
globalisasi. Peran dan kiprahnya sangat ditunggu dan diharapkan oleh masyarakat
luas, terutama era gloablisasi yang penuh dengan dinamika dan fenomena multi
domain.
Secara
realitas yang general para mahasiswa khususnya para aktivis sekarang ini,
dibekali dengan banyak fasilitas yang menunjang karier dan prestasi di
bidangnya. Tinggal bagaimana mereka menfungsikan serta mengambil manfaat dari
seluruh fasilitas yang ada atau yang mereka miliki. Namun sangat disayangkan, diantara mahsiswa
tidak banyak yang mampu memposisikan diri dalam era global saat ini. Untuk
berkompetisi dalam meraih kualitas dan prestasi di bidang akademis dan
aktivitas lain yang mendukung.
TANTANGAN AKTIVIS
INTELEKTUAL DALAM ERA GLOBAL
Setiap era atau dekade memiliki memiliki kondisi yang
berbed-beda. Ditentukan oleh dinaimka sosial, ekonomi, bahkan kondisi politik
dan keamanan di masing-masing negara. Kondisi di Indonesia sangat kondusif,
meski bukan berarti terbebas dari semua ancaman. Ancaman sebuah negara pasti
ada, baik ancaman ideologi, sosial, politik, ekonom, dan lain-lain, tetapi
negara Indonesia mampu menjaga nilai persatuan dan kesatuan NKRI.
Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi
berkembangnya kader-kader aktivis intelektual yang memiliki motivasi untuk
mengembangkan kreativitasnya yang positif. Namun kondisi global ini, menjadikan
tantangan tersendiri, dan berbeda dari tantangan yang lain. Tantangan yang
paling berat dan masif bagi aktivis intelektual era global saat ini adalah ;
semakin hilangnya kreativitas, melemahnya motivasi untuk maju, besarnya rasa
bergantung pada teknologi, baik teknologi informatika, teknologi komunikasi,
dan teknologi transportasi. Dengan
kondisi banyaknya fasilitas, makin melemahkan motivasi untuk berkreasi berprestasi,
meski masih ada sebagian kecil aktivis intelektual yang memiliki jiwa
berorganisasi yang militan dan benar-benar ingin memiliki kualitas personal.
Kelangkaan kader yang militan dan konsisten merupakan problem serius yang harus
segera dicarikan problem solvingnya.
AKTIVIS
INTELEKTUAL DALAM SEBUAH HARAPAN
Dalam kondisi apapun sebuah
organisasi, terutama PMII atau organisasi kemahaiswaan yang ada, tentu tetap
berharap adanya aktivis intelektual yang berkualitas, yang mampu membesarkan
dirinya dan organisasi yang dipilihnya sebagai bahtera untuk berlabuh membekali
diri, membentuk kompetensi yang kompetitif, dan tetap mampu eksis dalam era
global saat ini.
Untuk itu marilah bersama-sama
tangan mengepal dan maju ke muka, menatap masa depan yang lebih jelas dan
pasti. Dengan aktif berorganisasi, terutama kita harus kreatif di bidang kita
masing-masing. Kuliah adalah tujuan utama, dengan aktif berorganisasi terutama
mampu berkiprah secara mandiri, tidak hanya pandai membuat garis instruksi
kepada uniornya saja, tetapi para senior harus memiliki kompetensi mandiri.
Terhadap para unior kita bisa berbagi pengalaman, dan mampu membentuk kualitas
mereka, agar mampu meneruskan tongkat regenerasi.
1 Komentar
BalasHapusBismillahir Rahmanir Rahim
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWQXF6VWJRNkdZYmdMS25Da2NkRkU1YjVaLWRz/view?usp=drivesdk
almawaddah. info
Salam
Kepada;
Para rektor, para akademik, para agamawan dan para mahasiswa yang dihormati.
Tuan,
Tajuk: "Pengubahan al-Qur'an, pengubahan Sunnah Nabi saw, penghinaan terhadap Nabi saw dan kekafiran majoriti dalam Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim".
Tajuk- tajuk tersebut adalah untuk kajian dan renungan para akademik, para agamawan dan para mahasiswa yang dimuliakan. Apa salahnya kita tahu kerana bukan semua yang kita tahu itu mesti kita percayai atau kita mengamalkannya pula. Diambil dari almawaddah. info
Yang ikhlas:
Pencinta al-Qur'an, Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim,
Nusantara.
Sila rujuk:
https://keep.line.me/s/9yByraYHzAECzHFQMiLZbeKfw0DgqfRoutB4EEtdJVI
Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah.
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWaEYtYzFkRlpiMDg/view?usp=drivesdk
Sejarah awal Dialog Sunnah- Syiah tumpuan khusus di Malaysia
https://drive.google.com/file/d/1yiHoydNprAnPuJaSfqdLXH-P1KSWbN6X/view?usp=drivesdk
Beberapa Hadis Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim yang disembunyikan di Nusantara