Diskusi Kopri Abraham: Bedah Tuntas Perbedaan Seks dan Gender Demi Kesetaraan

 

Dokumentasi Kajian Kopri

Kediri, 21 November 2025 — Korps PMII Putri (Kopri) Abraham sukses menggelar diskusi kajian mendalam dengan topik krusial "Perbedaan Seks dan Gender" pada Jumat, 21 November 2025, pukul 13.00 WIB. 


Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kader tentang pentingnya membedakan konsep seks yang bersifat biologis dan gender yang merupakan konstruksi sosial, sebagai langkah awal menuju tercapainya kesetaraan gender.


Pemantik diskusi, Riska, memimpin pembahasan dengan menguraikan perbedaan mendasar antara kedua istilah tersebut. Latar Belakang dan Konstruksi Gender.


Peserta diskusi sepakat bahwa meskipun seks adalah ketetapan biologis sejak lahir, gender muncul dari proses sosialisasi yang panjang. Ia dibentuk oleh norma, nilai, tradisi, dan ajaran yang berkembang di masyarakat.


Anggota diskusi, Aka, memberikan tanggapan yang mengemuka: "Gender dari sebuah konstruksi sosial, gender itu stereotip." Pernyataan ini mempertegas bahwa gender bukanlah kodrat, melainkan seperangkat ekspektasi yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan oleh masyarakat.


Pemahaman yang keliru atau pengabaian terhadap perbedaan seks dan gender dapat memicu berbagai bentuk ketidakadilan gender atau diskriminasi. Bentuk-bentuk diskriminasi yang disoroti dalam diskusi meliputi:


Marginalisasi (Peminggiran): Penempatan perempuan pada posisi pinggiran dalam pengambilan keputusan atau akses ekonomi.


Subordinasi (Penomorduaan): Anggapan bahwa perempuan lebih rendah atau kurang penting dibandingkan laki-laki, sehingga peran mereka ditempatkan di bawah peran laki-laki.


Stereotip (Pelabelan Negatif): Pelabelan sifat atau peran tertentu yang tidak sesuai dengan realitas individu (misalnya, perempuan itu emosional, laki-laki itu selalu kuat).


Double Burden (Beban Ganda): Beban kerja berlipat yang dialami perempuan, seperti harus bekerja di ranah publik (mencari nafkah) sekaligus di ranah domestik (mengurus rumah tangga dan anak).


Kekerasan (Violence): Segala bentuk tindakan yang menyebabkan kerugian fisik, seksual, atau psikologis yang didasarkan pada ketidaksetaraan gender.


Diskusi juga menyoroti pentingnya menerapkan konsep seks dan gender dalam kehidupan sehari-hari dan kelembagaan.


Seks diakui sebagai dimensi biologis yang perlu dipertimbangkan dalam hal kesehatan reproduksi.


Gender digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi dan membongkar ketidakadilan dalam peran, hak, dan kesempatan yang disebabkan oleh konstruksi sosial.


Upaya kesetaraan gender berfokus pada penghapusan peran gender yang diskriminatif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua, terlepas dari jenis kelamin biologisnya.


Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah anggota Kopri Abraham, yaitu Bila, Peni, Aceng Aka, Rizka, Daffa, Faza, Teti, Nazril, Irsya, dan Candi, yang menunjukkan komitmen kolektif untuk mengawal isu kesetaraan di lingkungan organisasi dan masyarakat.


Penulis/ Reporter : Fida

Editor : Fida

0 Komentar