INSECURE DIKALANGAN REMAJA PERSPEKTIF AL-QUR’AN

 


Sumber : twitter.com/asuhanmalam

Menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, insecure mempunyai arti tidak aman, tidak kuat, gelisah. American Psychology mendefinisikan insecure sebagai perasaan tidak baik seperti kurangnya rasa percaya diri dan ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi suatu masalah. (Alfiati 2021) Insecure bisa dikatakan juga sebagai kondisi mental yang dapat menyebabkan gangguan psikologis.

Mengapa Insecure Kebanyakan Dirasakan Oleh Anak Remaja?

Perasaan insecure kebanyakan di rasakan oleh kalangan remaja, karena masa remaja merupakan transisi yang penuh dengan perubahan fisik, emosional, hormon, dam sosial. Menurut Santrock (2007) masa remaja dapat di jelaskan sebagai fase peralihan perkembangan individu yang terletak di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Fase ini mencakup transformasi dalam aspek biologis, kognitif, sosio-emosional, dimulai sekitar usia 10 sampai 13 tahun dan berlangsung hingga sekitar usia 18 sampai 22 tahun.

Pada masa ini, banyak anak remaja yang mempunyai rasa tekanan, tanggung jawab, rasa tidak pasti, dan rasa keraguan. Hal ini terjadi akibat transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Para remaja merasa dituntut lebih dalam segala hal, apalagi pada zaman sekarang ini media sosial banyak menuntut seseorang untuk tampil sempurna. Akibatnya, beberapa remaja menjadi bahan sasaran bullying karena penampilan, atau karena sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan pola pikir mereka.

Akar Penyebab Insecure di kalangan Remaja u

  • Tuntutan sosial dan standar kecantikan

Remaja seringkali terpengaruh oleh fashion atau standar kecantikan yang ada di sosial media, sehingga mereka merasa kurang akan penampilan yang mereka miliki dan kurangnya rasa bersyukur. Hal ini menyebabkan remaja merasa dirinya ketinggalan zaman atau tidak berharga.  

  • Ekspektasi yang terlalu tinggi

Terkadang kenyataan tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. Ekspektasi yang terlalu tinggi bisa menyebabkan seseorang merasa kecewa. Di saat kondisi seperti ini, remaja seringkali menyalahkan dirinya sendiri atas realita yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini masih wajar dilakukan dengan syarat tidak melakukannya secara berebihan.

  • Membandingkan diri dengan orang lain

Remaja seringkali membandingkan diri mereka dengan teman, public figure, atau dengan yang lainnya. Sehingga, dalam keadaan seperti itulah para remaja merasa diri mereka buruk dibandingkan dengan yang lain. Hal ini memicu munculnya perasaan tidak aman.

  • Pergaulan yang toxic

Pergaulan yang toxic atau tidak sehat seringkali menjadi salah satu pemicu perasaan tidak aman pada remaja, terutama jika mereka berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi dan bergaul dengan teman-teman yang memiliki kondisi kehidupan lebih baik. Dalam konteks ini, kekurangan tersebut dapat merugikan kepercayaan diri remaja, memperburuk rasa tidak percaya diri mereka.

  • Tekanan prestasi

Terkadang rasa insecure juga bisa disebabkan oleh tekanan dari orang terdekat yang harus dipenuhi. Seperti tekanan untuk mencapai kesuksesan akademis, sosial, bahkan fisik yang bisa menjadi beban bagi para remaja. Mereka khawatir tidak bisa memenuhi harapan dari orag terdekat mereka.

  • Penolakan dan komentar negatif dari orang lain

Komentar negatif dari orang lain dan penolakan dari orang lain juga bisa menjadi penyebab seorang remaja merasa insecure. Penolakan dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada penolakan cinta, tetapi juga mencakup penolakan dari berbagai aspek lain yang dapat memiliki dampak signifikan.

Pandangan al-Qur’an Terhadap Insecure

اَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَاِذَا جَاۤءَ الْخَوْفُ رَاَيْتَهُمْ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ تَدُوْرُ اَعْيُنُهُمْ كَالَّذِيْ يُغْشٰى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۚ فَاِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوْكُمْ بِاَلْسِنَةٍ حِدَادٍ اَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَمْ يُؤْمِنُوْا فَاَحْبَطَ اللّٰهُ اَعْمَالَهُمْۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا

Mereka (kaum munafik) kikir terhadapmu. Apabila datang ketakutan (bahaya), kamu melihat mereka memandang kepadamu dengan bola mata yang berputar-putar seperti orang yang pingsan karena akan mati. Apabila ketakutan telah hilang, mereka mencacimu dengan lidah yang tajam, sementara mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus amalnya. Hal yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.

      Dalam Surat Al-Ahzab ayat 19, Al-Qur'an menggambarkan perasaan kurang percaya diri. Menurut Tafsir Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar, juz 8, ayat tersebut mencerminkan ketakutan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh golongan munafik karena menerima kabar yang menakutkan, yaitu peperangan. Hamka menyebut mereka sebagai individu dengan kepribadian yang rendah, kurang memiliki nilai diri, sehingga begitu mendengar berita yang menakutkan, mereka langsung menunjukkan rasa takut dan bahkan tampak ketakutan saat melihat nabi. Wahbah az-Zuhaili menambahkan bahwa rasa takut terhadap hal-hal yang belum terjadi ini disebabkan oleh sifat bakhil di dalam diri kaum muslim. (Jihan Insyirah Qatrunnada et al. 2022)

Solusi Insecure Menurut al-Qur’an

      Kepercayaan diri muncul sebagai solusi terhadap gejala insecure. Tingkat kepercayaan diri yang tinggi memungkinkan seseorang mengoptimalkan potensinya, berinteraksi dengan mudah, dan berani menunjukkan dirinya apa adanya tanpa perlu berlebihan dalam menonjolkan kelebihan atau menyembunyikan kekurangan. Ini di karenakan individu yang memiliki kepercayaan diri telah memahami dan menerima kondisi dirinya dengan yakin. Salah satu metode untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam bertindak dan membuat keputusan adalah dengan selalu menjaga sikap optimis.


Penulis : Aula Faizatul Musyafa’ah

editor : Nurul Badi'ah


0 Komentar