Photo by Azizi
Nyepi merupakan proses
pergantian tahun Caka, yakni dari tahun lama ke tahun yang baru, dari kehidupan
lama menuju kehidupan baru. Nyepi berasal dari kata sepi atau hening yang mengajarkan
kita untuk mengutamakan hidup dalam suasana damai yang hening dan harmonis.
Selain itu, melalui Nyepi,
manusia mengevaluasi kembali relasi antara manusia dengan manusia, manusia
dengan Tuhan penciptanya serta manusia dengan alam. Hal ini disebut dengan
Trihita Karana, yakni berkontemplasi dan menjalani berbagai pantangan agar
mengalami "pemutihan" diri.
Saat Nyepi, manusia
menghentikan segala aktivitas rutin sehari-hari sehingga alam kemudian bebas
bergerak sesuai rotasinya tanpa campur tangan manusia. Manusia dan semesta
sama-sama mencari keseimbangan dan memperbaikinya diri dalam relasinya, sebab
jika manusia rusak alam pun juga pasti rusak.
Umat Hindu memiliki empat
pantangan yang tidak boleh dilanggar pada saat tradisi nyepi yang biasa disebut
dengan Catur (Brata) Penyepian, antara lain;
1. Amati Geni (Tidak
Boleh Menyalakan Api)
Api adalah simbol hawa
nafsu. Pada hari Nyepi, umat Hindu berkontemplasi tanpa menyalakan api atau
adanya cahaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang disimbolkan dengan api.
2. Amati Karya
(Tidak Bekerja)
Dengan amati karya, umat
Hindu kembali melakukan evaluasi dalam suasana hening tentang apa yang sudah
dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang matang.
Manusia pada dasarnya
perlu istirahat dan tidak bekerja secara berlebihan.
Melalui amati karya ini,
manusia dapat melihat ke dalam untuk memutuskan apa yang harus dikerjakan di
masa yang akan datang sesuai kemampuan dan perhitungan yang tepat.
3. Amati Lalanguan (Tidak
Bersenang-senang)
Pada hari Nyepi, manusia
tidak mencari kesenangan atau hiburan yang bersifat duniawi dengan tujuan
manusia bisa mengendalikan diri dengan memberikan hiburan batin. Dengan ini
nafsu untuk berfoya-foya atau dikendalikan kesenangan duniawi bisa diredam dan
menjadi lebih bijaksana.
4. Amati Lelungan (Tidak
Bepergian)
Melalui amati lelungan
umat Hindu mengistirahatkan tubuh sambil melihat selama tahun yang lewat sudah
sukses atau tidak.Apakah sesuai harapan atau tidak sehingga bisa memperbaiki
diri di tahun yang baru.
Melalui keempat poin itu,
manusia melihat kedalam menggunakan mata bathin apa yang telah terjadi, serta
mengetahui bagaimana relasi individu dengan sesama, Tuhan dan alam semesta.
0 Komentar