Pic by Qureta @Foto Google
Kacamata organisasi yang
berkembang di era modern, salah satunya adalah PMII. PMII merupakan organisasi kemahasiswaan
ekstra kampus sekaligus gerakan yang berlandaskan ahlussunah waljamaah (ASWAJA). Berdiri sejak tanggal
17 April 1960 di Surabaya dan hingga lebih dari setengah abad kini PMII tetap eksis untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan
bangsa dan negara. Tujuan dibentuknya PMII adalah untuk terbentuknya pribadi
muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah Swt, berbudi luhur, berilmu,
cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
Esensi
NDP PMII yaitu nilai Ketauhidan, pola hubungan dengan Tuhan (Habluminallah) dan hubungan antar sesama manusia (Habluminannas) serta hubungan dengan semesta alam lainnya (Habluminalalam). Hal ini adalah kaidah pokok yang diajarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah yang diamalkan oleh
PMII. Pertanyaan yang bagi saya relatif mewakili semua agenda kaderisasi PMII dan kepentingan seluruh kader saat
ini adalah bagaimana PMII menghadapi
era modernisasi ini? Karena modernisasi yang dibawa oleh proyek globalisasi hari ini menjadi penyebab dari kenyataan
sosial, isu-isu temporal perihal perkembangan masyarakat terkini, teknologi
serta wacana pengetahuan, dan segala akibatnya sudah menjadi berita yang jarang
di kaji oleh kader-kader PMII yang seharusnya menjadi hal utama dilakukan untuk
terus eksis.
Produksi
kader saat ini untuk mempersiapkan pada masa mendatang dari dini sangat penting untuk
dilakukan, karena sejauh ini khususnya pada wilayah Sumatra Selatan dan beberapa
wilayah Sulawesi
lainnya, masih relatif di perhitungkan secara keilmuan dalam merespons dinamika
sosial termasuk mengambarkan potensi-potensi ketokohan sosialnya dihadapan
rakyat serta masih menjadi rujukan. Tetapi kini, menjadi tugas baru kita kader
milenial ini untuk meneruskan dan mengembangkannya, mengingat konflik semakin kompleks dan
degradasi kader semakin terlihat di bandingkan kelompok-kelompok baru milenial
hari ini yang kontra produktif, reaksioner, militan serta progresif. Begitupun
juga kelompok usang elite politik
yang oligarkis, kelompok kapital serta korporasi menemukan gaya baru serta
bentuknya yang membuat kita sulit untuk menemukan seluk beluk motilitas serta
memangkasnya. PMII secara organisasional menjadi basis kaderisasi primer untuk
mempertahankan tradisi keislaman toleran dan moderat di kalangan milenial sudah
tidak di ragukan lagi, bukan lagi.
Penulis: Vivi Alaida Najihatul Fadliyah
Editor: Syayidah Luthfiana
0 Komentar