Lunturnya Tradisi Membaca Buku di Era Milenial Akibat Pengaruh Kemajuan Teknologi




Pic by twitter.com @pinterest


Membaca adalah aktivitas memahami suatu bacaan atau tulisan dengan menyuarakannya baik secara keras ataupun tidak. Menurut KBBI membaca merupakan sebuah kegiatan untuk melafalkan atau mengeja suatu tulisan. Tidak hanya melafalkan saja, membaca secara tidak langsung juga bisa memahamkan kita akan isi dari sebuah tulisan. Selain itu dengan membaca bisa menemukan suatu hal baru yang sebelumnya belum dimengerti. Pepatah mengatakan bahwa buku adalah Gudang ilmu  dan kuncinya adalah membaca. Arti dari pepatah tersebut bahwa didalam buku memuat berbagai ilmu dan satu-satunya cara menggali ilmu tersebut adalah dengan cara membaca buku. Ungkapan lain yang sering terdengar bahwa buku adalah jendela dunia. Membaca buku merupakan suatu upaya untuk membuka jendela dunia sehingga kita dapat mengetahui berbagai informasi yang sebelumnya belum kita ketahui. 


Buku memuat berbagai informasi seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan masih banyak lagi. Membaca buku membantu kita mengetahui serta memahami ilmu-ilmu yang ada dalam buku tersebut. Dengan membaca buku bisa menggali sampai dalam mengenai keilmuan yang ada didalamnya. Selain itu dengan membaca juga dapat menyelesaikan suatu permasalahan baik permasalahan pribadi maupun kelompok karena setelah membaca akan menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan suatu masalah. Membaca memberikan banyak manfaat yang cenderung kearah positif. Beberapa manfaat membaca buku antara lain yaitu membaca menjadi suatu hal yang penting dilakukan oleh setiap orang, terkhusus kepada para pelajar. Pada dasarnya membaca adalah suatu hal yang penting bahkan menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh mahasiswa. Akan tetapi mahasiswa sekarang justru mengalami kemerosotan dalam kualitas membaca. Padahal mahasiswa sebagai generasi Penerus bangsa yang akan membawa nasib bangsa ini kedepannya. Lantas dengan kebudayaan membaca yang kini semakin merosot akan dibawa kemana Indonesia kedepannya?. 


Melihat kondisi sekarang justru berbanding terbalik dengan dahulu. Mahasiswa sekarang merupakan generasi milenial dimana mereka lebih suka degan semua hal yang serba cepat dan serba instan. Mereka tidak suka dengan hal-hal yang cara mendapatkannya diperlukan waktu yang lama apalagi membaca buku yang cederung menyita waktu cuku lama untuk mendapatkan keilmuan. Budaya membaca di era milenial kini semakin terkikis seiring berkembangnya zaman. Mahasiwa telah banyak terpengaruh oleh berbagai budaya baru yang masuk kedalam negeri lewat jalur manapun. Mereka lebih memilih untuk meninggalkan buku karena telah mendapatkan hal baru yang memang dirasa lebih menguntungkan baginya baik dalam segi ilmu maupun waktu yang relatif singkat sehingga dirasa tidak membuang-buang waktu hanya untuk membaca buku. 


Kemajuan teknologi yang semakin pesat memberikan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Tak hanya dampak positif saja yang sifatnya menguntungkan. Namun juga banyak dampak negatif, untuk mahasiswa khususnya. Mahasiswa sekarang seakan-akan dibuat kecanduan bermain gadget. Sering kali mendengar istilah no gadget no life, gadget, so, plus dikalangan masyarakat. Artinya mereka lebih memilih dalam hidupnya untuk bermain gadget daripada membaca buku. Tak hanya anak muda atau pelajar saja kini orangtua pun juga ikut terjun dalam dunia gadget. Penggunaan gadget yang semakin merebak dimana-mana dirasa lebih menguntungkan. Dari segi jangkauan bisa menjadi lebih luas bahkan hingga manca negara pun semakin mudah terjangkau. Apalagi sekarang dengan adanya internet dapat semakin mempermudah dalam mengakses apa saja yang dibutuhkan. Dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang ditawarkan itulah membuat mahasiswa merasa lebih tertarik menggunakan gadget dan mulai enggan membaca buku.


Kendati demikian gadget juga menimbulkan dampak lain yang kurang mengenakkan. Ketika mengakses gadget secara tidak terkontrol lama kelamaan akan merasakan dampak yang cukup signifikan dalam segi Kesehatan. Selain itu penggunaan gadget yang terus menerus akan berdampak pada kecanduan yang pada akhirnya akan mengganggu Kesehatan mental seseorang. Kecanduan tersebut dapat memicu berbagai resiko seperti depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, kepribadian bipolar, psikosis, dan masih banyak resiko-resiko lain yang mungkin dapat terjadi pada diri seseorang. Berbagai resiko tersebut bisa saja muncul dan dialami oleh pengguna gadget yang berlebihan. Memang awalnya tidak akan merasakan hal tersebut, akan tetapi jika dilakukan secara terus-menerus akan merasakan dampak yang membahayakan baik dari Kesehatan mental maupun fisik. Mengakses gadget sah-sah saja dilakukan malah zaman sekarang orang yang tidak bisa mengakses gadget akan dianggap orang yang kurang update. Boleh saja megikuti perkembangan teknologi selama masih dapat mengatur pola hidup yang lain. Seseorang juga harus teliti untuk dapat menyaring berbagai informasi yang memang baik untuk dirinya atau tidak perlu diaktualisasikan pada dirinya. So, pintar-pintar lah dalam menempatkan sesuatu tepat pada posisinya. 


Salah satu penyebab lunturnya tradisi membaca pada mahasiswa adalah telah terpengaruh dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Mereka telah meninggalkan tradisi membaca buku karena dirasa membaca buku adalah suatu kegiatan yang membosankan karena hanya terpaku pada buku yang sifatnya tertulis. Ketika membuka gadget bisa mengakses berbagai hal yang baru. Gadget pun kini juga menyuguhkan berbagai konten yang menarik tak hanya yang sifatnya tertulis saja, namun juga disertai dengan gambar dan video yang menarik. Sehingga para mahasiswa lebih memilih untuk mengakses gadget daripada membaca buku. Mengkases gadget pun juga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan suatu informasi. Itu juga menjadi poin plus gadget yang membuat mahasiswa lebih memilih mengakses gadget. Dengan demikian kemajuan teknologi yang semakin pesat merupakan salah satu penyebab semakin lunturnya budaya membaca pada mahasiswa era milenial. 


Budaya membaca buku sebaiknya mulai ditanamkan kembali kepada para mahasiswa. Mahasiswa merupakan tongkat estafet generasi penerus bangsa. Budaya membaca buku harus dilestarikan mulai dari sekarang dengan diawali dari "diri sendiri". Mahasiswa harus menyadari pentingnya membaca buku. Setelah menyadari maka harus di realisasikan dengan memulai membaca buku yang ringan saja terlebih dahulu. Ketika membaca buku diperlukan konsisten walaupun tidak terlalu lama. Cukup satu jam sampai dua jam saja dalam sehari agar diri tidak merasa bosan dengan buku. Apabila telah terbiasa membaca buku maka akan merasa ada yang kurang jika sehari saja tidak membaca buku sehingga hal tersebut dapat terulang secara terus-menerus. Upaya tersebut merupakan salah satu cara untuk melestarikan tradisi membaca buku agar tidak luntur walaupun terpengaruh oleh berbagai dampak yang timbul dari faktor apapun.



Penulis: Syifaul Af'idah Khoirun Nisa

Editor: Finaqurrota

0 Komentar