Era masyarakat 5.0 atau Super Smart Society (Society 5.0) sebagai
pembaharuan yang menempatkan manusia sebagai komponen utama di dalamnya, bukan
sekedar Passive Component seperti di revolusi industri 4.0. Dengan
adanya Era 5.0 ini, dapat menghasilkan nilai baru dengan elaborasi dan kerja sama
pada sistem, informasi, dan teknologi yang juga meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang dibutuhkan. Disamping itu, kita sebagai mahasiswa juga perlu
memiliki kesiapan dan kemampuan berpikir Higher Order Thinking Skills (HOTS)
untuk menjawab tantangan global
era society 5.0. Hal tersebut untuk meminimalisir kesenjangan pola pikir dan
orientasi teknologi setiap mahasiswa, sehingga dapat berintegritas antara
manusia dan teknologi nantinya. Di masa society 5.0 ini, manusia dituntut untuk
lebih cepat menghasilkan solusi dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini berdampak
pada manusia untuk terus menggali informasi, serta menciptakan inovasi baru
guna menunjang kelangsungan hidupnya. Maka manusia di era ini harus bersikap
dan berpikir maju dan harus mengikuti pola perkembangan zaman, namun tidak lupa
dengan identitas bangsa Indonesia.
Mahasiswa adalah golongan generasi muda
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas
diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis,
insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul
tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung
jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Dengan adanya identitas diri tersebut, mahasiswa dapat mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok-kelompok masyarakat dan dapat
merumuskan rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk menghadapi era 5.0 ini.
Dalam era society 5.0 perlu diarahkan
pada peran generasi milenial untuk kemajuan masa depan bangsa Indonesia.
Sehingga diperlukan integrasi selain dengan pemerintah sebagai regulator, juga
dengan perguruan tinggi, industri, komunitas atau masyarakat dan peran media
untuk menyukseskan ini. Di era masyarakat 5.0 ini orang, benda, dan sistem
semuanya terhubung didunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh AI
(Artificial Intelligence) melebihi kemampuan manusia diberi feedback ke ruang
fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan masyarakat dengan cara
yang sebelumnya tidak mungkin. Jadi keberadaan society 5.0 ini, kita sebagai
mahasiswa harus benar-benar dapat mengintegrasikan antara kehidupan dunia nyata
dan dunia maya. Memang terdengar sulit untuk dilakukan terutama di negara berkembang
seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan.
KEEP TRYING, PASSIONATE, NEVER GIVE UP. AND BE
ACCOMPANIED BY PRAYER !!!
THANK YOU...
Penulis : Evi Dwi Intan Mey Prafita (Kader Putri Rayon PMII Abraham 2020/2021)
0 Komentar