Persiapan Diri Seorang Mahasiswa Dalam Menghadapi Era 5.0

 



Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang bisa kita sebut dengan PMII adalah salah satu organisasi ekstra di perguruan tinggi yang lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunah Wal Jamaah. PMII di dirikan pada tanggal 17 April 1960, yang dimana kantor pusatnya terletak di Jakarta, Indonesia.

Era masyarakat 5.0 atau Super Smart Society (Society 5.0) sebagai pembaharuan yang menempatkan manusia sebagai komponen utama di dalamnya, bukan sekedar Passive Component seperti di revolusi industri 4.0. Dengan adanya Era 5.0 ini, dapat menghasilkan nilai baru dengan elaborasi dan kerja sama pada sistem, informasi, dan teknologi yang juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan. Disamping itu, kita sebagai mahasiswa juga perlu memiliki kesiapan dan kemampuan berpikir Higher Order Thinking Skills (HOTS) untuk menjawab tantangan global era society 5.0. Hal tersebut untuk meminimalisir kesenjangan pola pikir dan orientasi teknologi setiap mahasiswa, sehingga dapat berintegritas antara manusia dan teknologi nantinya. Di masa society 5.0 ini, manusia dituntut untuk lebih cepat menghasilkan solusi dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini berdampak pada manusia untuk terus menggali informasi, serta menciptakan inovasi baru guna menunjang kelangsungan hidupnya. Maka manusia di era ini harus bersikap dan berpikir maju dan harus mengikuti pola perkembangan zaman, namun tidak lupa dengan identitas bangsa Indonesia.

Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara. Dengan adanya identitas diri tersebut, mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok-kelompok masyarakat dan dapat merumuskan rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk menghadapi era 5.0 ini.

Dalam era society 5.0 perlu diarahkan pada peran generasi milenial untuk kemajuan masa depan bangsa Indonesia. Sehingga diperlukan integrasi selain dengan pemerintah sebagai regulator, juga dengan perguruan tinggi, industri, komunitas atau masyarakat dan peran media untuk menyukseskan ini. Di era masyarakat 5.0 ini orang, benda, dan sistem semuanya terhubung didunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh AI (Artificial Intelligence) melebihi kemampuan manusia diberi feedback ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan masyarakat dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin. Jadi keberadaan society 5.0 ini, kita sebagai mahasiswa harus benar-benar dapat mengintegrasikan antara kehidupan dunia nyata dan dunia maya. Memang terdengar sulit untuk dilakukan terutama di negara berkembang seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan.

 

KEEP TRYING, PASSIONATE, NEVER GIVE UP. AND BE ACCOMPANIED BY PRAYER !!!

 

THANK YOU...


Penulis : Evi Dwi Intan Mey Prafita (Kader Putri Rayon PMII Abraham 2020/2021)

0 Komentar