Ngopi Online, bicara Buruh Perempuan

     Akibat pandemi covid-19 yang menyerang segala aspek kehidupan mulai dari kesehatan,ekonomi,sosial dan kebudayaan. Pandemi covid-19 menyebabkan terhambatnya segala kegiatan masyarakat termasuk mahasiswa, karena pasca munculnya pandemi segala kegiatan dan aktivitas yang melibatkan banyak massa atau yang sering dilakukan oleh mahasiswa terpaksa harus dikerjakan dari rumah, termasuk agenda-agenda penunjang proses kaderisai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terhambat bahkan harus ditunda, seperti halnya kegiatan diskusi. Namun, tak patah semangat untuk kader PMII agar tetap belajar meskipun dalam kondisi pagebluk seperti ini, Lembaga Semi Otonom (LSO) Keputrian Rayon Abraham menyelenggarakan kajian virtual via whatsapp yang bertajuk “NGOPI (Ngobrolin Perjuangan Perempuan Indonesia),” dengan tema, “Perjuangan Buruh Perempuan Indonesia” pada Jum’at, (08/05/20) kemarin. 
     Kegiatan tersebut bertepatan dengan memperingati hari kematian Marsinah, seorang pejuang buruh perempuan berlidah tajam yang mengorganisir pemogokan dengan 12 tuntutan dan aksi mogok kerja kepada perusahaan arloji tempatnya bekerja,  yang kemudian meninggal ditangan militer yang berkuasa pada masa itu dengan cara tragis  diperkosa dan dibunuh pada 8 Mei 1993 lalu.
    Kajian online yang dimoderatori oleh Marliana Eka Fauzia, Komnas FNKSDA Biro Ekonomi itu dilaksanakan mulai dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB,dan diikuti oleh 145 peserta dari berbagai daerah se-indonesia.
Uswatun Khoirunnisa selaku koordinator LSO Keputrian Rayon Abraham mengatakan ,kajian tersebut merupakan langkah awal untuk meningkatkan skill generasi muda ,dalam membangun semangat perjuangan terkhusus bagi kader Putri PMII Rayon Abraham dalam mengkaji perjuangan buruh perempuan indonesia. Kemudian sebagai jawaban dari tantangan zaman yang mengharuskan cepat dan tanggap dalam menanggapi isu perempuan. “Diperlukan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan perempuan-perempuan indonesia, dimana seorang perempuan harus peka terhadap persoalan-persoalan yang di Kediri khususnya dan di indonesia pada umumnya.” Ujar Uswatun .
      Masih banyak fenomena-fenomena yang terjadi terhadap buruh perempuan di indonesia,buruh perempuan diharuskan bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga akibat dari upah murah dan harga pasar (nilai komoditi) yang semakin hari semakin tinggi, yang menjadi pekerja rumahan tidak mendapatkan jaminan apapun, baik jaminan kesehatan maupun jaminan perlindungan,bahkan perempuan tidak diakui sebagai pekerja oleh perusahaanya. Pekerja rumah tangga (PRT) yang sampai sekarang belum diakui oleh Negara dan belum ada perlindungannya. Keahlian perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga belum diakui sebagai skill.
      “Hak buruh perempuan yang kini tertuang dalam Undang-Undang adalah sesuatu yang tidak datang dari langit,ada sejarah panjang dan tokoh-tokoh yang memperjuangkannya.Tetapi hingga kini buruh perempuan masih juga bergulat dengan perjuangan-perjuangan baru seiring dengan kemajuan jaman yang berbanding terbalik dengan nasib buruh perempuan yang justru memiliki hambatan yang masih sama yaitu diskriminasi dan kekerasan seksual.” jelas Ajeng Pangesti,Staf Divisi Buruh Perempuan di Perempuan Mahardika, yang bertindak sebagai salah satu  pemateri dalam kajian online tersebut.
     Ketua Rayon Abraham, sahabat Moh.Zuaimuddin juga mengatakan “Kerentanan buruh perempuan terhadap eksploitasi, merupakan problem klasik dalam relasi industrial, maka pentingnya pendidikan  dan seorang leader perempuan yang dapat menginisiasi gerakan buruh untuk keluar dari momok tersebut,” sahabat zuiaimuddin juga memberikan tanggapan atas diskusi tersebut, “Diskusi ini adalah bentuk usaha dari sahabat-sahabat pengurus dalam rangka menjaga eksistensi Abraham ditengah pandemi. Semoga diskusi daring ini tetap berjalan dengan penuh kesadaran sahabat-sahabat dan menambah khazanah keilmuan, jika melihat diskusi online tadi malam sangat disayangkan karena minimnya inisiatif khususnya dari kader-kader Abraham,Mungkin banyak faktor yang mempengaruhinya” pungkasnya.


Pewarta : Jani/Anggota dept.LSO Pers & Infokom

0 Komentar