Segala yang ada dalam hidupku
Kusadari semua milik-Mu
'Ku hanya hamba-Mu
Yang berlumur dosa
Rangga Satria atau akrab di sapa Rangga adalah contoh sosok manusia yang bisa di bilang mendekati kata sempurna. Dengan paras yang tampan, keluarga yang diatas kata mapan, pekerjaan yang sangat bagus serta keluarga kecil yang harmonis. Di karuniai 2 anak perempuan yang sangat manis dan istri yang cantik lagi baik. Siapa yang tidak iri dengan kehidupannya? Ya, sangat banyak yang iri. Banyak rekan kerja yang berusaha menjatuhkannya dengan berbagai macam tipu muslihat. Tapi, Rangga masih beruntung, dia selalu terhindar dari berbagai macam tipuan yang mengancam kedudukan dan keluarganya. Ya! Seharusnya ia bersyukur akan hal itu!
Namun pada kenyataannya, Rangga beserta keluarganya tidak pernah mengenal tuhan. Ia selalu berfikir bahwa kesuksesan yang di raihnya sekarang hanya karena usaha dan kerja kerasnya saja.
"Allah? Siapa Allah?" Tanya Rangga pada rekan bisnisnya saat setelah usai meeting.
Dengan tersenyum, rekan bisnisnya menjawab "Allah! Tuhan bagi umat Islam! Lalu apa agama anda pak Rangga?" Tanya rekannya kemudian.
"Agama? Apakah perlu saya memiliki agama? Saya tak memiliki agama! Saya juga tak tahu siapa Tuhan saya! Tapi anda bisa lihat! Saya dapat sukses tanpa campur tangan Tuhan!" Jawab Rangga dengan bangga.
"Astaugfirullah.. pak Rangga, sebenarnya tidak ada kesuksesan tanpa adanya campur tangan dari Tuhan! Lebih baik anda berfikir kembali dan mencoba mengenali Tuhan, saya permisi dahulu!" Rekan Rangga merasa bahwa Rangga keterlaluan. Bukan dia ingin memaksakan Rangga agar masuk agamanya, tetapi setidaknya Rangga harus memikirkan dahulu perkataan angkuhnya.
Tunjukkan aku jalan lurus-Mu
Untuk menggapai surga-Mu
Terangiku dalam setiap
Langkah hidupku
Malam harinya, Rangga sedang menonton acara televisi bersama istri tercintanya, sementara anak-anaknya telah tidur. Di tengah acara, akhirnya Rangga melontarkan sebuah pertanyaan yang sedikit membuat sang istri terkejut.
"Menurut kamu, siapa Allah itu?" Tanya Rangga.
"Kenapa tiba-tiba kamu bertanya begitu?" Sang istri sedikit bingung.
"Tadi siang rekan bisnisku usai rapat membahas hal itu! Jadi, menurutmu siapakah Allah itu?" Rangga semakin penasaran dengan jawaban sang istri.
"Aku pernah dengar di televisi banyak yang membicarakan tuhan mereka masing-masing. Sedangkan Allah setahuku adalah tuhan dalam agama islam". Jawab sang istri
Rangga terdiam, dia masih sangat penasaran dengan Allah yang di sebut tuhan umat Islam.
"Bagaimana bentuk Allah itu? Apakah sama-sama manusia? Ataukan sejenis jin? Terbuat dari apa bila ia adalah patung atau sesembahan lain? Emaskah? Perak?" Pikiran Rangga masih dengan sejuta tanya tentang Allah.
Karena kutahu
Hanya Kau Tuhanku
"Apa!! Bagaimana bisa anak saya keracunan di sekolahan! Saya menuntut pertanggung jawaban pihak sekolah apabila terjadi sesuatu dengan anak saya!" Dengan rasa khawatir dan marah yang sangat menguasai dirinya, Rangga pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi sang anak yang mengalami keracunan di sekolahnya. Sesampainya Rangga di rumah sakit, Rangga melihat sang istri mengis dengan tersedu-sedu di ruang rawat putrinya.
"Bagaimana keadaan Melany?" Tanya Rangga cemas.
"Dokter belum keluar juga sayang.. bagaimana ini?" Tangis sang istri.
Rangga berusaha menenangkan istrinya dengan berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Namun apa yang terjadi?
"Ya halo? Apaa!!! Bagaimana bisa! Iya bawa ke Rumah sakit tempat melany di rawat!"
Setelah mengankat telepon, Rangga kehabisan kata-kata. Wajahnya pucat pasi, entah masih ada darah yang mengalir di tubuhnya atau tidak. Sang istri kebingungan melihat suaminya menjadi seperti itu. Dia pun bertanya "ada apa?".
"Melody.. Melody tertabrak mobil saat menyebrang. Dia akan di larikan di rumah sakit ini juga!". Jawab Rangga lemas.
Shock.. sang istri langsung pingsan seketika setelah mendengar kabar itu. Dan akhirnya sang istripun ikut di rawat juga.
Dengan rasa sangat terpukul, Rangga ingin menuntut keadilan atas kejadian hari itu. Namun pada siapa? Siapa yang akan dia tuntut? Menuntut pada manusia tidak akan bisa memulihkan keadaan menjadi lebih baik! Siapa yang akan dia tuntut?
Dia mulai sadar.. dia tak memiliki pegangan, tak memiliki sandaran dan juga tak memiliki tempat untuk semua tuntutan-tuntutannya. Dia mulai stres dengan cobaan itu semua. 2 anaknya koma dan sang istri belum juga sadar dari pingsannya.
3 hari telah berlalu, dan Rangga hanya bisa meratapi nasib keluarga kecilnya. Ia tak tahu harus berbuat apa, hingga rekan kerja Rangga datang berkunjung untuk menjenguk keluarga Rangga. "Bagaimana kondisi mereka pak Rangga?" Tanya rekan kerjanya.
"Belum ada peningkatan pak, masih sama!" Jawab Rangga dengan murung.
Mereka berbincang sebentar dan keluar suara adzan dari ponsel rekan kerja Rangga. Dia pamit untuk menunaikan ibadah sholat ashar dahulu.
"Tunggu! Dulu kau pernah bicara bahwa Tuhan ikut campur dalam kesuksesan ku! Apa aku bisa menuntut Tuhan karena kejadian yang menimpa keluarga ku?" Tanya Rangga.
Rekan kerjanya tersenyum. "Apa kau sudah menentukan agama apa yang kau minati pak?"
Dengan mantap Rangga menjawab "Islam! Saya ingin masuk Islam! Saya ingin mengadu pada Allah tentang ini semua! Saya ingin bertanya kenapa Allah membuat keluarga saya seperti ini!"
"Jangan memutuskan sesuatu dengan emosi pak! Saya takut anda akan menyesalinya, lebih baik anda fikirkan dahulu pilihan anda! Agama bukan untuk mainan pak!" Jawab rekan kerja Rangga dengan sabar.
Allahu Akbar, Allah Mahabesar
'Ku memuja-Mu di setiap waktu
Hanyalah pada-Mu tempat kuberteduh
Memohon ridha dan ampunan-Mu
Semalaman Rangga memikirkan perkataan rekan kerjanya. Ya! Dia tetap memilih Islam!
Rangga mulai membuka situs internet yang membahas tentang agama Islam. Islam penuh toleransi, Islam tidak pernah menuntut, Islam tidak pernah memaksa. Rangga mulai paham sedikit demi sedikit tentang Islam.
Esoknya, Rangga menghubungi rekan kerjanya. Rangga mengatakan bahwa dia sepenuh hati siao masuk Islam. Rekan kerja Rangga sangat senang, dia mangajak Rangga pergi ke salah satu masjid besar di kotanya. Di sana telah ada seorang kyai yang menunggu mereka.
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah".
"Alhamdulillah.." ucap rekan kerja Rangga dan sang kyai secara bersamaan.
Rangga mulai belajar akan kewajibannya sebagai umat Islam. Berdoa di akhir sholat untuk kesembuhan keluarga kecilnya.
Dan Allahu akbar!!
2 hari kemudia Melody anaknya sudah melewati masa kritisnya, di susul oleh sang istri dan Melany anaknya.
"Terimakasih ya allah! Engkau kabulkan segala doa ku walau aku baru saja mengenalmu!!"
Penulis : Rosi / Kader Putri Rayon Abraham
0 Komentar