Oleh: Uswatun Khoirun Nisa, Mahasiswa Program Studi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN KEDIRI
Dunia kampus sebagai miniatur negara bagi kemahasiswaan merupakan tempat pengkaderan calon para pemimpin bangsa. Sebagai mahasiswa sudah sepatutnya kita mengetahui kemana arah pergerakannya, fungsi dan perannya sebagai kaum intelektual bagi semua kalangan, setidaknya memiliki nilai tambah bagi kalangan masyarakat. Dengan melihat eksistensi gerakan mahasiswa pada era globalisasi saat ini tidak merubahnya dengan gerakan mahasiswa pada jaman dulu hingga sekarang. Pada jaman dulu mahasiswa sangat difungsikan dalam berbagai kegiatan masyarakat. Mereka dibangga-banggakan di kalangan masyarakat khususnya di lingkungannya.
Namun gerakan mahasiswa pada arus kehidupan saat ini seakan melupakan identitas sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi yang merupakan ideologinya. Sehingga hal ini menjadi pandangan negative masyarakat atas keberadaan fungsi dan peran mahasiswa sebagai Agent of Change. Sejarah telah menyaksikan berbagai peristiwa yang besar di dunia dan tidak lepas dari actor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang diwakili masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan.
Bagi segelintir mahasiswa ketika berbicara tentang politik dalam ruang lingkup Perguruan Tinggi atau Kampus, sistem demokrasi menjadi pilar penting dalam upaya membangun kesadaran kritis civitas akademik. Bahasa demokrasi yang dianggap paling kental dikalangan mahasiswa hari ini terlihat Awam, tabu, abu-abu, terpasung atau bahkan menemukan jalan buntu.
Kesadaran kritis berpolitik di kampus merupakan sebuah indikator negara yang mapan, dimana sistem demokrasi berjalan dengan baik. Keterlibatan dan partisipasi mahasiswa dalam merencanakan serta memantau pelaksanaan pemerintah menjadi penting sebagai bentuk kesadaran masyarakat, untuk bisa andil dalam tatanan pemerintahan di ranah kampus. Tidak hanya diruang akademisi tetapi bagaimana seorang mahasiswa mampu untuk berperan aktif dan bergelud di dalam organisasi tatanegara.
Melihat kenyataan sekarang, apa yang bisa dilakukan mahasiswa? Kita sadar mahasiswa tidak bisa mengambil kebijakan untuk merubah keterpurukan ini. Mahasiswa sebagaimana kata Soe Ho Gie mahasiswa wajib memberikan kontribusi terhadap negara ini, atau paling hanya sekedar tahu bagaimana keadaan negara sekarang. Untuk merealisasikan peran itu kita kembali pada status mahasiswa selama ini yang disematkan oleh masyarakat–agent of cange, agent of control, agent of balance.
Berbicara mengenai label di atas peran secara umum terhadap keberlangsungan negara ini. Sekarang kita bicara pada ranah demokrasi. Maka, pada level ini kita akan berbicara mahasiswa dan realitas politik. Tidak dipungkiri bahwa tugas mahasiswa adalah belajar, tapi kita juga ingat kodrat mahasiswa–tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial tersebut dapat direalisasikan pada ranah politik. Apa yang dapat kita lakukan pada level ini?
Demokrasi memang bukan satu-satunya pemecahan masalah sosial-politik tetapi demokrasi disini sebagai media pelibatan rakyat mahasiswa itu sendiri untuk berpartisipasi mengeluarkan aspirasinya demi berkembang dan majunya sebuah pemerintahan mahasiswa.
Mungkin mahasiswa saat ini perlu pemahaman kembali terhadap demokrasi kampus. Dalam konteks mahasiswa sering menganggap benar suatu hal yang telah dijalankan selama berulang-ulang, padahal itu salah misalnya dalam organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Program Studi sering berkaca pada tahun lalu yang menurut mereka itu benar karena telah mendapatkan legitimasi dari kekuasaannya, maka itu dibenarkan begitu saja, tentu ini disebabkan karena beberapa factor salah satunya adalah belum adanya pemahaman mahasiswa dalam membedakan mana yang bersifat sacral mana yang bersifat duniawi dalam demokrasi yang statis itu nilai dan yang dinamis itu prakteknya dalam demokrasi.
Dalam konteks kemahasiswaan, bentuk dan posisi demokrasi sebagai penggemblengan mahasiswa sebagai calon penerus generasi bangsa dengan fasilitas yaitu diberikannya mereka kesempatan untuk mendirikan dan mengelola sebuah Negara Mahasiswa yang dikelola oleh suatu pemerintahan yang dalam wujud nyatanya sebagai pemerintahan mahasiswa.
Nilai yang mendasari praktek politik pada tingkatan mahasiswa, demokrasi tidak sepenuhnya dijalankan oleh mahasiswa dalam usaha mendapatkan kekuasaan di tingkatan pemerintahan mahasiswa. Nilai-nilai yang berisikan tentang musyawarah, pertimbangan moral, pemufakatan yang jujur, kerja sama, sikap saling mempercayai, serta pendidikan demokrasi perlahan-lahan mulai ditinggalkan mahasiswa.
Melihat permasalahan demokrasi pada tingkatan mahasiswa di atas, dibutuhkan jalan sebuah cara untuk mewujudkan masyarakat kampus yang utama, maka pemerintahan mahasiswa harus mengakomodasi kebutuhan akan adanya musyawarah, pertimbangan moral, pemufakatan yang jujur dan sehat, kebutuhan akan pemenuhan terhadap kebutuhan itu sendiri, kebutuhan akan adanya kerja sama dan sikap saling mempercayai, serta kebutuhan akan adanya pendidikan demokrasi.
Hematnya lagi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam mengawal demokrasi kampus adalah Pertama, melakukan kesadaran politik terhadap masyarakat. Agar masyarakat dalam pemilu tidak terjebak pada politik praktis. Kedua, melakukan kontrol kebijakan pemerintah. Langkah ini dapat dilakukan mengorganisir pada sekian kekuatan di tingkatan mahasiswa dan pemuda yang melalui pembacaan atas kebijkan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Maka mengikuti organisasai di kampus adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Ketiga, terjun ke dunia politik secara langsung.
Memang langkah ini terkadang menemukan dilema yang seringkali menjadi catatan masyarakat, dimana ketika mahasiswa tidak bisa mempertahankan idealismenya. Tapi bahwa kemudian kita akan mangalami itu, yang terpenting langkah kita terjun ke politik dengan tujuan awal merubah iklim demokrasi yang semakin mensengsarahkan masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya peran mahasiswa perlu di refleksikan, karna kodrat seorang mahasiswa sudah melekat dalam demokrasi. Secara tidak langsung demokrasi sudah berperan aktif di dalam tatanan pemerintahan untuk mengawal kebijakan masyarakat serta mensinergikan kampus agar lebih produktif dan progresif, sehingga bisa dapat menumbuhkan semangat gerakan atas kesadaran demokrasi.
0 Komentar